Kota Malang

Malang berjarak Sembilan puluh kilometer di selatan Surabaya, salah satu kota yang paling santai dan menarik di Jawa. Dengan jalan-jalan rindang dan iklim yang dingin, kota ini merupakan tujuan wisata untuk bersantai, populer dengan banyaknya pensiunan yang tinggal di sini.

Berjalan-jalan di sekitar jalan-jalan kota yang rindang yang terkenal dengan arsitektur kolonial yang megah. Kunjungi Candi Badut, candi kecil Shivaite abad ke-8. Menyaksikan  gereja reformasi Belanda tua bernama Gereja Katherdral Jun. Manjakan diri dalam kemewahan dan mendukung misi berharga dengan berkunjungan ke Nuansa Fajar sebuah organisasi yang melatih dan mempekerjakan pemijat tunanetra dari seluruh Indonesia.

Kunjungi candi-candi kuno Singosari di sekitar Malang. Candi-candi ini dibangun antara 1222 dan 1292 masehi dan sebagian besar didedikasikan untuk raja-raja dari dinasti Singosari. Kunjungi candi Singosari, Candi Kidal, Candi Jago, dan yang lainnya. 



Luangkan waktu di perkebunan teh Kebun Wonasari dimana Anda bisa berjalan-jalan di perkebunan teh, bermain tenis atau mengunjungi kebun binatang mini. Untuk petulangan yang lebih, sewa pemandu untuk membawa Anda mendaki gunung berapi yang masih aktif, Gunung Arjuna.
Cari keberuntungan Anda dengan berkunjung ke Gunung Kawi. Peziarah yang datang ke gunung berasal dari seluruh Indonesia, mereka percaya bahwa orang bijak yang dimakamkan di sini akan menjawab doa-doa mereka yang mencari keberuntungan.

 

Kota Batu yang kecil 15 km dari Malang, memiliki pemandangan alam yang spektakuler dan iklim yang sejuk dan terkenal dengan apel dan bunganya.
Didirikan pada tahun 1941 bertujuan untuk mempelajari tanaman, kebun Purwodadi terletak sekitar 30 km dari timur laut Malang di lereng Gunung Arjuno dengan ketinggian sekitar 300 meter. Kebun raya ini beriklim kering dan luas areanya sekitar 85 ha (212 hektar).



Gunung Bromo dan Gunung Penanjakan sekitar 2,5 jam dari Malang. Masyarakat Tengger mendiami daerah ini dan diyakini merupakan keturunan langsung dari bangsawan Majapahit. Mereka mengadakan Festival Kesodo tahunan, yang dikenal sebagai Yadnya Kasada, untuk mengucapkan terima kasih kepada Sang pencipta untuk hasil panen yang baik dan untuk menenangkan dewa Gunung Bromo. 






Sumber : Sumber Berita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar